Hal itu diungkapkan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta dalam konferensi pers Minggu (2/10) pagi, selang beberapa jam setelah kejadian.
"Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat setelah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri," kata Nico kepada media di Polres Malang.
Karena suporter kecewa timnya
kalah, mereka lalu turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para
pemain dan official untuk melampiaskan kekecewaannya. Oleh karena itu
pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan
supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain dengan menembakkan gas air mata karena para suporter
anarkis.
"Mereka pergi keluar di
satu titik, di pintu keluar yaitu kalau nggak salah pintu 10, kemudian
terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi kurang
oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya
penolongan yang ada di dalam stadion kemudian juga dilakukan evakuasi ke
beberapa rumah sakit," terang Nico.
Kapolri
Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan tim DVI langsung melakukan
proses identifikasi terhadap seluruh masyarakat yang menjadi korban
dalam tragedi Kanjuruhan
"Saat
ini data terakhir hasil pengecekan verifikasi Dinkes jumlahnya 125,
tadi 129, karena ada tercatat ganda. Kemudian tentunya kami lakukan
langkah-langkah lanjutan dengan tim DVI kemudian tim penyidik melakukan
pendalaman lebih lanjut untuk menginvestigasi secara tuntas dan nanti
hasilnya kita sampikan ke seluruh masyarakat," kata Sigit saat jumpa
pers di Malang, Jawa Timur, Minggu (10/2) malam.
Sigit menyebut,
kepolisian akan melakukan pengumpulan data, fakta dan rekaman CCTV di
tempat kejadian perkara atau stadion Kanjuruhan. Hal itu merupakan gerak
cepat aparat dalam mengusut tuntas peristiwa tersebut.
"Yang
jelas kami serius dan usut tuntas tentunya. Ke depan terkait proses
penyelenggaraan dan pengamanan yang akan didiskusikan, akan menjadi
acuan dalam proses pengamanan," imbuhnya.
Presiden
Jokowi pun buka suara terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan
Malang. Jokowi menyampaikan dukacita dan berharap peristiwa tersebut
tidak terulang kembali.
"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yg akan datang," kata Jokowi melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10).
Jokowi memberikan arahan khusus kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, agar korban yang dirawat mendapatkan pelayanan terbaik.
"Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," ujar Jokowi.
Arahan khusus juga disampaikan Jokowi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Jokowi ingin tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.
"Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta Menpora, Kapolri dan Ketum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola. Selain itu, Jokowi memerintahkan agar Liga 1 disetop sementara.
"Untuk itu
saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1 sampai
evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," imbuh dia.
Penyebab Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang
Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nico Afinta mengungkap penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan para korban meninggal dunia adalah karena penumpukan massa.
"Terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas kekurangan oksigen," kata Nico saat memberikan keterangan di Mapolres Malang.
Kadinkes Kabupaten Malang Wiyanto Widodo menyebut penyebab korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang meninggal dunia adalah karena mayoritas mengalami sesak nafas dan terinjak-injak karena panik.
Menko Polhukam Mahfud MD juga menegaskan tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bukan disebabkan bentrok antarsuporter. Melainkan korban meninggal dunia karena desak-desakan dan terinjak.
"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan
bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan
itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud dalam
akun Instagram-nya, Minggu (2/10/2022).
Simak kesaksian pedagang di stadion Kanjuruhan
0 Komentar