Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

Tewasnya Sniper di Rumah Kadiv Propam, Jadi Batu Kerikil di Sepatu Kapolri

Ilustrasi: Brigpol Yosua dan sniper cosplay.


Dangdutinaja.com | Editorial - Tewasnya Brigadir Polisi (Brigpol) Nofriansyah Yosua Hutabarat, sniper divpropam yang merupakan ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat (8/7), jika tak segera dapat mengungkap dan menjawab kejanggalan yang dilihat publik, bisa jadi "kerikil" di sepatu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sedang mengusung semangat Polri PRESISI (Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi).

Seluruh mata melihat ke tubuh Polri yang baru saja memperingati HUT ke-76 pada 1 Juli 2022. Pasalnya, tewasnya sang ajudan Kadivpropam, tidak biasa. Didapat informasi, sniper ini tembakkan tujuh peluru dari pistolnya namun tak kena sasaran, sebaliknya justru ia terkena empat tembakan dari jarak dekat di dalam satu ruangan dengan penembaknya, yang dalam hal ini disebut nama Bhayangkara Dua (Bharada) E.

Lebih aneh lagi dalam pandangan sebagian publik, kepolisian baru memberikan keterangan  melalui media pada Senin (11/07/2022). Mungkin ada prosedur atau pertimbangan tertentu karena ini menyangkut internal polri.

Tim gabungan telah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Tim ini dipimpin oleh Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang ditugasi mendapatkan jawaban atas berbagai kejanggalan dalam insiden yang terjadi di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo tersebut.

Tim gabungan terdiri dari Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto, Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Kabag Intelkam Komjen Pol Ahmad Dofiri, Asisten Kapolri Bidang SDM (As SDM) Irjen Pol Wahyu Widada, Paminal, dan Provost dengan melibatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Sesuai laporan di Polres Jakarta Selatan oleh istri Kadiv Propam, Putri Candrawathi, tim gabungan akan melakukan pendalaman yang mengarah ke percobaan pembunuhan dan ancaman kekerasan terhadap perempuan (pasal 298 KUHP).

Sebagaimana diketahui, Polri telah merilis kronologi yang menjelaskan peristiwa itu terjadi ketika Putri Ferdy Sambo (istri Kadiv Propam) berteriak karena Yosua tiba-tiba masuk ke kamar pribadinya dan menodongkan senjata.

Teriakan itu membuat Bharada E yang sedang di lantai 2  turun menuju sumber suara. Melihat kehadiran Bharada E, Yosua panik. Dia melepaskan tembakan ke arah Bharada E. Tembakan itu kemudian dibalas Bharada E sebanyak  lima tembakan  dan empat di antaranya mengenai tubuh Yosua hingga membuatnya tewas.

Sementara versi keluarga yang menyaksikan jenazah Yosua, ada dua jari putus, luka sayat dan tubuh lebam-lebam seperti dihajar sebelum dibunuh.

Ditambah lagi adanya peristiwa penggantian decoder CCTV pos keamanan kompleks perumahan yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari rumah dinas Sambo, keterangan keluarga yang putus kontak dari hp Yosua dengan dugaan peretasan.

Terhadap kejanggalan yang ada, dengan dibentuknya tim gabungan, polri memastikan penanganan kasus itu akan dilaksanakan secara transparan dan diawasi oleh tim khusus tersebut.
”Semuanya tentu harus kita telaah, kita cermati, dan kita tangani secara objektif, transparan, serta menggunakan kaidah-kaidah penyelidikan dan penyidikan,” ucap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Terlepas dari  rumor yang berkembang soal dugaan-dugaan, publik tak perlu menanggapi jika hanya membuat gaduh dan menimbulkan persoalan baru. Bersabarlah menunggu penjelasan resmi hasil investigasi tim gabungan.

Karena tentu saja Kapolri tidak akan gegabah menutupi sesuatu ditengah komitmennya menciptakan polri yang PRESISI (Prediktif, Responsibel dan Transparansi).

Bagi penyidik, korban mati, CCTV mati, tapi selama nurani dan profesionalismenya tidak mati, maka keadaan jasad dengan berbagai luka yang ditinggalkan dapat dibaca layaknya sebuah  cerita yang diuji melalui hipotesa-hipotesa sebelum akhirnya didapatkan kesimpulan paling dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi, dukung dan kawal upaya Polri menangani masalah ini dengan cerdas mengontrol diri untuk tidak membuat isu-isu baru, dan tidak asal berkomentar. Deal?

Posting Komentar

0 Komentar