Header Ads Widget

Header Ads

Ticker

6/recent/ticker-posts

Program Magang di Rumah Rakyat "Menggoyang" Persepsi Mahasiswa tentang Anggota DPR RI

 



Dangdutinaja.com | Jakarta - "Tudingan bahwa anggota DPR itu kerjanya tidur saja di sidang, tidak mau memperjuangkan rakyat dan sebagainya yang kerap kami dengar sebelumnya, ternyata sama sekali tak terbukti," ujar Hadijah Alfiah, peserta Magang di Rumah Rakyat dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar.

Setelah belasan jam mengikuti rapat yang melelahkan, sebenarnya sangat wajar apabila ada anggota DPR yang kelelahan dan tertidur di ruang sidang.

"Tapi itu sama sekali bukan berarti seluruh anggota dewan kerjanya hanya tidur saja di ruang sidang. Framing seperti itu saya yakin akan bisa diluruskan karena adanya program ini," kata Hadijah yang kini  bersemangat menjadi pencerita guna meluruskan citra DPR RI di masyarakat.

Kendati begitu, Hadijah mengaku belum terpikir untuk terjun ke dunia politik selepas kuliah seperti banyak peserta magang lainnya.

"Belum terpikir ke sana. Karena bahkan setelah ikut magang ini pun, politik itu rasanya masih sesuatu yang asing buat saya," katanya.

Pendapat dan minat yang beragam tentu sangat bisa dipahami. Namun satu hal yang pasti dari penyelenggaraan Magang di Rumah Rakyat ini adalah tumbuhnya rasa dekat dari para mahasiswa yang merupakan bagian dari rakyat terhadap "rumah" mereka, di mana segala kebijakan untuk kemaslahatan bangsa diolah, dimasak dan ditata sebelum akhirnya disajikan.

September 2019, R.H.I. Taufiqurrahman atau biasa disapa Ahan, mahasiswa Fakultas Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Jakarta, turun ke jalan bersama ribuan mahasiswa dari berbagai kampus, meminta Presiden Joko Widodo membatalkan Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (revisi UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Seperti mahasiswa lain dan juga sebagian besar masyarakat, Ahan beranggapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tak bekerja maksimal membahas berbagai undang-undang tersebut. Para mahasiswa merasa, lembaga legislatif yang kantornya menjadi lokasi utama demonstrasi kala itu terlalu lamban dan tak berpihak pada rakyat. Mahasiswa ingin DPR bekerja cepat dan semestinya tak bermalas-malasan.

Pendapat tersebut sirna manakala Ahan mengikuti program Kampus Merdeka, "Magang di Rumah Rakyat" yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Sekretariat Jenderal DPR RI sejak akhir September 2021 lalu. Keikutsertaan dalam program magang ini membuatnya memiliki perspektif yang lebih lengkap dan seimbang tentang kerja DPR.

"Banyak sih teman-teman yang meledek saya karena magang di sini. Mereka bilang, 2019 aksi di luar, 2021 masuk ke dalam. Tapi saya merasa program magang seperti ini sangat baik dan bisa jadi sarana sosialisasi tentang kerja DPR yang sama sekali tidak mudah," katanya.

Hal senada disampaikan Alfi Mutiara, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Soedirman.

"Saya ikut Magang di Rumah Rakyat ini karena ingin mengetahui bagaimana mekanisme kerja DPR. Selama ini, dari berita-berita yang saya baca dan dengar, sepertinya kerja DPR itu sepertinya hanya rapat, rapat, rapat saja. Kok gampang banget? Baru setelah masuk dan terlibat langsung di DPR, saya tahu kalau rapat-rapat yang dilakukan bukan rapat yang sederhana," kata Alfi yang mengikuti magang sebagai Parliament Trainee ini.

Program Magang di Rumah Rakyat ini memang dimaksudkan untuk mengenalkan DPR dan kinerjanya pada masyarakat, terutama generasi muda. Saat menyambut para peserta Magang di Rumah Rakyat akhir September 2021 lalu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, program  ini diharapkan bisa memberi pengalaman buat para mahasiswa untuk merasakan bagaimana menjadi bagian dari proses perumusan kebijakan politik bangsa. Menurut Puan, pengetahuan yang diterima para mahasiswa di kampus, akan menjadi lengkap dengan pengalaman menjalani praktik langsung.


Saat program Magang di Rumah Rakyat 2021 ini ditutup pada kamis (23/12) kemarin, tak sedikit dari 200 peserta dari berbagai kampus yang terseleksi dari 18 ribu pendaftar merasa memiliki perspektif yang baru dan mengaku tertarik terjun ke dunia politik. Salah satu yang merasakan hal ini adalah Nadia Tiarasari, mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan di FISIP Undip.

"Karena saat magang di sini, kami merasa benar-benar diwadahi aspirasinya," kata Nadia yang ingin memperjuangan kesetaraan gender bila terjun ke politik.

"Kalau di DPR sendiri, selama empat bulan ini saya merasa DPR ini ruang bekerja yang setara untuk perempuan. Semua pekerjaan dapat di lakukan oleh semua irang tergantu g kompetensinya. Tidak ada istilah pekerjaan lelaki atau pekerjaan perempuan. Menurut saya, ini kondisi yang sehat untuk siapa pun bisa berkembang," katanya.

Saat menutup program tersebut, Ketua DPR RI mengatakan bahwa ia merasa bangga dengan pencapaian para mahasiswa menuntasakan program tersebut dan bisa merasakan bagaimana kerja-kerja politik yang terjadi di DPR RI.

Program Magang di Rumah Rakyat 2021 telah berhasil "menggoyang" persepsi mahasiswa dan masyarakat secara umum yang selama ini mendapat informasi negatif tentang para wakil rakyat.


Posting Komentar

0 Komentar